RSS

Letters to YOU


Ini bukan serial OH MAMA OH PAPA, Ini bukan cerpen romatis, dan ini juga bukan lisan rekonsiliasi pertobatan dari seorang pidana. Sebenarnya aku pengen share ini di Jesos, tapi takut menimbulkan pro dan kontra. Well, pernah ga kalian bertengkar dengan sahabat kalian? Itu sedang kualami sekarang. My father said, "We will not fight with people that we don't know". Ya, kita tidak akan bertengkar dengan orang yang tidak kita kenal atau tidak pernah berhubungan dengan kita. Banyak pihak sudah menyuruhku untuk berbaikan dengannya, tapi rasanya sulit. Kenapa?




     Dia, Dwi Panca Tambunan namanya, adalah teman pertamaku saat aku masuk ke SMP Bintang Timur Pematangsiantar. Aku akui, banyak hal yang gokil kulewati dengan dia. Kami ga pernah bertengkar, baik besar maupun kecil. Paling ada aku marah sebentar kalau dia buat kesal, atau Ga cakapan, itupun ga lebih dari dua jam. That's our motto, Kami ga akan pernah bertengkar lebih dari dua jam. Masuk kelas tiga, kami ga sekelas, tapi tetap dekat, kami ketemu dekat dengan seorang yang sampai sekarang masih menjadi bestiesku, Artha Christin Hutabarat. Dia klop dengan style kami, dan kebetulan rumah kami searah, jadi kami sering pulang bersama. Awal Semester, Kami bertiga menjadi sangat dekat, dan berkenalan dengan satu orang lagi, namanya Kartika Pandiangan, yang sebenarnya hanya sebagai teman pulang. Tapi pertengahan semester satu kelas tiga, kami punya konflik kecil dengan Kartika yang membuat kami ga pernah berhubungan lagi sampai sekarang. Masalahnya sepele, masalah anak SMP, dia marah karena terpercik air hujan (waktu ingat ini aku mau ketawa sumpah). Aku lupa tepatnya gimana terjadinya kejadian itu, tapi yang pasti dia marah besar saat itu.

   
       Singkat cerita, kami beberapa kali punya teman dekat yang baru, tapi tidak pernah ada yang cocok, sampai kami menemukan Erika, yang kami panggil ERNO (ERika porNO) karena otaknya ngeres, dan nama ini aku yang buat. Dia satu kelas dengan DPT dan satu les denganku. Kami mulai dekat-sangat dekat- dengannya pada awal semester dua kelas tiga. Hidup bersama ketiga orang ini membuat habitual ku berubah, kami berkeliling ke semua kelas pada jam istirahat dan menghebohkan seantero sekolah. Kami di kenal dengan kumpulan orang-orang sarap, yang kemudian Artha membuat nama kami sebagai SaraperZ. Memalukan memang, tapi kemudian aku menemukan kepanjangan yang tepat : SARAPERZ ( Sign in ARtha, Anita, Panca, Erno Zone). Kami sempat membuat buku, yang kebanyakan di tulis olehku dan Artha. Buku ini cukup dikenal seangkatan kelas tiga, meski belum selesai ditulis dan masih dalam bentuk tulisan tangan. Sampai sekarang, buku ini belum selesai kami tulis karena berbagai kendala, salah satunya permusuhan kami. Dan akupun, beserta Artha tidak berniat untuk melanjutkannya lagi. Entah ya, pendapat Dwi Panca dan Erika. 
       
Ulang tahun SaraperZ bersamaan dengan jadwal Sidik Jari
Nyuci piring di Sungai Rame-rame
       Di penghujung semester dua kelas tiga, kami berempat berencana untuk masuk SMA yang sama. Awalnya kami memutuskan untuk masuk SMA Kalam Kudus Pematangsiantar, diusulkan oleh Artha. Tapi kemudian, Erika di paksa (ehmm,, kayanya kata 'dipaksa' terlalu kasar. Toh sekarang Erika menikmati sekolahnya sekarang. Kita pakai saja kata 'di suruh') oleh orangtuanya untuk masuk SMA DEL Laguboti, merupakan  salah satu SMA Unggulan di Sumatera Utara. Kami berencana masuk juga, tetapi kami bertiga tidak di perbolehkan masuk kesana oleh orangtua. Pada saat menjelang UN, aku 'dipaksa' juga (awalnya) masuk ke SMA Budi Mulia Pematangsiantar, entah karena apa, padahal kami bertiga sudah sepakat masuk SMA Kalam Kudus. Tiba-tiba, Dwi Panca mengatakan diharuskan masuk SMA Negri oleh orangtuanya karena lebih murah. Namun, akhirnya kami bertiga masuk juga ke SMA Budi Mulia setelah aku depresi berat karena berpisah dengan mereka

Kue Ulang Tahun SaraperZ buatan Sendiri
      Memasuki SMA, kami dekat dengan seseorang (yang tanpa kami sadari merupakan bencana bagi persahabatan kami) lebih baik tidak usah aku sebutkan namanya, karena aku tidak mau memancing pertengkaran level expert. Kami tidak suka berteman dengannya. Jujur saja, gaya hidupnya tidak sesuai dengan kami, karena dia terlalu hedonisme, dan memaksakan kehendaknya. Kami (Aku dan Artha) akhirnya menemukan cara untuk menjauh dari mereka, tapi kami melupakan, kalau Dwi Panca, ikut bersama mereka. Sialnya, pada puncak pertengkaran, Dwi Panca memihak mereka, membuatku benar-benar kecewa pada sikapnya. 
         
  Sebenarnya puncak permusuhan kami dengan Dwi Panca terletak pada hari ulang tahunku, karena aku benar-benar marah dan kesal Dwi Panca tidak mengucapkan apa-apa, padahal jujur saja, aku sangat mengharapkannnya. Aku tidak habis pikir, tidak tahu kah ia yang kulakukan pada malam ulang tahunnya? Aku membuat proyek kecil, dan tidur tengah malam waktu itu. Lalu siapa orang yang di belanya itu? Ia bahkan tidak peduli dengan proyekku itu! Aku juga bolos les untuk membeli kue ulang tahunnya, dan pada waktu itu juga hujan (okey, yang ini terlalu ku lebih-lebihkan, cuma gerimis kok :D).
Merayakan Ulang Tahun SaraperZ Pertama

            Post ini di sponsori oleh postingannya, yang baru ku lihat tentang kami, yang sepertinya dia mau berbaikan. Berbaikan? Menurutku itu tidak buruk. Toh aku juga tidak suka punya banyak musuh. Tapi, satu hal yang perlu di ketahui olehnya, Benang yang putus jika di sambungkan tidak akan kembali seperti semula, tidak akan sempurna. Dia telah memutuskan benang (mungkin terlalu jahat jika aku menuduhnya sebagai tersangka) Okay, maksudku KAMI telah memutuskan benang, jadi mungkin kami bisa berteman, tetapi tidak sedekat dulu. Dan Erika juga, sudah lama berusaha untuk membuat kami berteman.(Erika masih tetap berteman dengan kedua belah pihak). Jadi jika KAMU, nantinya membaca postingan ini, aku harap kamu mengerti.

Sincerely,
Anita
Dedicated to My EX Best Friend

0 komentar:

Posting Komentar