Sipp... Demam Film Thailand melanda Indonesia yang di bawa oleh film "A Crazy Little Things Called Love" a.k.a :First Love". Nah, ga segaja saya nemuka film Thailand kece judulnya "Suckseed"(yang setelahnya saya ketahui film ini keluaran tahun 2011) Filmnya keren, ga kalah sama First Love. Dan Kocak juga. Langsung aja ya!
Di awal film, diceritakan tentang seorang anak laki-laki yang menyukai teman perempuannya. Anak laki-laki ini bernama Ped (Jirayu La-ongmanee). Namun, Ped adalah anak laki-laki yang pemalu, ketika dia menelpon Ern (Nattasha Nauljam), anak perempuan yang disukainya, ia mengaku sebagai Koong (Pachara Chirathivat), sahabatnya. Ern pun akhirnya marah pada Koong karena sudah berani menelponnya malam-malam dan membuat teman-teman di sekolah menggodanya. Ketika Ped ingin mengaku, tapi Ern sudah pindah ke Bangkok.
Ketika Ped dan Koong sudah duduk di bangku SMA, Ern pulang kembali ke kota asal mereka. Ped pun kembali berbunga-bunga karena dia masih menyukai Ern. Koong dan Ped yang saat itu berniat membuat band kemudian mengajak Ern masuk sebagai gitaris setelah melihat kemampuan Ern yang jago bermain gitar. Band mereka pun terbentuk dengan tambahan teman mereka yang bernama Ex (Thawat Pornrattanaprasert).
Mereka pun berniat untuk mengikuti ‘hotwave’, yakni sejenis kompetisi band tingkat SMA di Thailand. Koong sangat ambisi untuk bisa masuk ke dalam kompetisi ini, salah satu alasannya adalah untuk menyaingi Arena, band milik Kay, saudara kembarnya yang lebih pintar bermain gitar.
Mereka pun mengajak Ern, karena Ern memang pandai bermain gitar. Tapi pada suatu hari, Kong mengajak Ern berbicara berdua. Kong meminta Ern untuk mendengarkan lagu yang sengaja disiapkannya untuk Ern“apa maksudmu?” tanya Ern ketika melepaskan headset
“aku suka padamu” jawab Kong blak-blakan yang membuat Ern terkejut
“aku tidak bisa” jawab Ern dan Kong sontak shock
Kong yang saat itu sangat depresi akhirnya mengeluarkan Ern dari Band mereka dan ia pun patah hati.Keesokan harinyaTelepon di rumah Ped berbunyi. Ibu Ped berteriak memanggil nama Ped. Ped bergegas turun dan terkejut ketika mendengar si penelepon mengatakan kalau dirinya ditolak.
Kong sedang bersedih. Sebuah headset nangkring di telinganya. Tempat yang dijanjikannya untuk bertemu dengan Ped adalah kereta api.
“ada apa?” tanya Ped ketika duduk berhadapan dengan Kong. Kong memberikan headset kepada Ped dan meminta Ped untuk mendengarkannya. Ped membuka headset dan mengembalikannya pada Kong. Lagu yang sedang didengarkan Kong adalah lagu patah hati. Tak hanya Kong, ternyata Ex juga patah hati. Akhirnya, Ped pun berusah menenangkan kedua sahabatnya.
Kereta mulai berjalan dan Kong hanya duduk terdiam dan melamun. Pedagang asongan lewat disamping Kong dan mulai menawarkan minuman, rokok dan permen. “Pak, kamu mempunyai apa? Boleh aku lihat dulu” tanya Kong sebelum pedagang mulai menjauh "BIR" ucap Kong mantap saat pedagang memperlihatkan barang bawaannya. Ped dan Ex sontak terkejut. “apa yang kamu lakukan?” tanya Ex namun Kong malah tersenyum.
Satu persatu kaleng Bir dibuka oleh Kong, Ped dan Ex. Ped dan Ex yang awalnya menolak malah ikut-ikutan minum bersama Kong. Karena tidak pernah minum sebelumnya Ex muntah-muntah.Kong yang masih mengingat Ern, tiba-tiba menangis dan dengan wajah lucu dan imutnya, Kong mulai menyanyi. Ex yang masih muntah tak mau kalah dan ikut bernyanyi bersama Kong dengan suaranya yang terbilang pas-pasan.
“tolong,jangan berisik” pinta Ped dalam keadaan mabuk. Baginya suara Kong dan Ex adalah sebuah musibah, apalagi mereka bernyanyi dalam keadaan mabuk (tidak untuk ditiru ya). “berhenti bernyanyi kalian berdua” teriak Ped sekali lagi namun Kong dan Ex malah mengajak Ped ikut bernyanyi bersama mereka. Para Penumpang hanya bisa melihat tingkah konyol tiga sekawan tersebut.
Tiba-tiba dari sisi Kereta Api muncul sosok seorang Pria berkacamata lengkap dengan gitar (tiap kali lagu diputar pasti akan ada sosok Pria yang ikutan bernyanyi juga dan merupakan penyanyi aslinya). Pria tersebut berjalan menuju Kong, Ped dan Ex. Saat melewati dua orang penumpang, Pria tersebut memberikan kacamatanya
Pria kemudian memberikan satu-satunya kacamata yang dia miliki kepada Kong (dan anehnya lagi, Ped dan Ex juga masing-masing dapat kacamata). Pria tersebut berbalik ke belakang kemudian berbalik lagi menghadap Kong, Ped dan Ex sambil menunjukkan sebuah tulisan di ke dua kelopak matanya (aku nggak tahu arti tulisannya apa) yang membuat ke tiga sahabat itu kembali menangis (air mata mereka seperti air mancur).
Keesokan harinya
Ped terbangun ketika mendengar suara guyuran air seperti air hujan di dekatnya. Ternyata para pekerja sedang membersihkan kaca jendela. Ped melihat sahabat-sahabatnya tertidur dengan posisi yang sungguh memalukan. Kong tertidur di kursi sedangkan Ex tidur di lantai kereta.
“Kong, apa yang akan kita lakukan?” tanya Ped saat mereka bertiga berdiri di pinggir pagar pembatas sebuah sekolah. “kita harus mencari dulu rumahnya” jawab Kong. Ex sama sekali tidak memperdulikan apa yang sedang diperbincangkan ke dua sahabatnya. Sosok seorang gadis cantik tiba-tiba menarik perhatiannya. Ternyata bukan hanya Ex yang terpana dengan kecantikan gadis tersebut tetapi juga Ped dan Kong. Kong malah bergumam dalam hati akan menyelamatkan gadis tersebut saat seorang wanita setengah baya mengejar mereka, mata Kong sampai berpendar merah saking semangatnya.
Bel tiba-tiba berbunyi dan membuyarkan lamunan ke tiga sahabat tersebut. Para Murid mulai berhamburan keluar. Dugaan mereka semua salah, para murid sekolah tersebut sama sekali tidak cantik sesuai apa yang mereka harapkan “mengapa begini?” ucap Kong terkejut “mungkin kita salah sekolah, dia tidak disini” jawab Ex. Tiba-tiba beberapa murid kembali bermunculan, kali ini yang keluar adalah gadis-gadis cantik. Ped,Kong dan Ex kembali tersenyum senang. “jam berapa dia pulang?waktunya masih lama” tanya Kong. Belum sempat pertanyaannya dijawab oleh Ex, Kong tiba-tiba dikejutkan oleh teriakan Ped yang menunjuk sosok seorang pria yang memeluk gadis cantik yang mereka lihat. Ex tiba-tiba mengamuk dan ingin meloncati pagar, apalagi pria tersebut mengedipkan mata kepadanya sebagai pertanda kalau dirinyalah yang menang. “tenanglah” teriak Ped dan Kong bersamaan.
Sebuah taxi berhenti di depan sebuah gedung besar. Ped, Kong dan Ex turun dari taxi dan terkesima dengan kemegahan gedung yang menjadi impian setiap Penyanyi. “aku akan berhasil” ucap Kong optimis “kamu yakin?” tanya Ex pesimis “ini akan menjadi tempat kita” jawab Kong mantap. Kong menepuk pundak Ped “aku yakin kita akan berhasil, kita pasti akan berhasil, dalam setahun kita akan berusaha” ucap Kong “aku juga yakin kita pasti berhasil, dalam setahun tempat ini akan menjadi tempat kita” teriak Ex. Ped hanya tersenyum melihat ke dua sahabatnya “bagaimana dengan kamu Ped?” tanya Kong “aku tidak ikutan” jawab Ped “bagaimana kamu mengungkapkannya?” tanya Kong “aku yakin pasti… berhasil” ucap Ped ragu. Kong berusaha menyakinkan Ped dan kemudian mengajak ke dua sahabatnya untuk masuk ke dalam gedung.
Kong, Ped dan Ex sekarang berdiri di depan pintu gedung. “setelah melewati pintu ini, kita tidak akan keluar sebelum berhasil” ucap Kong. Kong memegang gagang pintu dan mulai menghitung.
Mereka melepaskan gagang pintu dan terdiam sesaat. Beberapa detik kemudian mereka mulai menerobos pintu sambil berteriak “kami masuk”. Ped, Kong dan Ex kembali terkesima pada sosok seorang Pria yang sekarang berdiri di hadapan mereka. “siapa mereka, begitu indah” gumam Kong dan maju perlahan-lahan mendekati Pria yang sedang bernyanyi. Pria tersebut mengulurkan tangannya ke depan dan Kong ikut mengulurkan tangannya agar bisa menyentuh tangan Pria yang memiliki bakat yang sangat hebat.
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Kong, Ped dan Ex. Ternyata di gedung tersebut sedang dilakukan proses syuting untuk pembuatan video klip dan Kehadiran mereka bertiga mengacaukan segalanya dan proses syuting harus diulang lagi. Sang sutradara yang berjenis kelamin wanita menyuruh para Kru untuk mengusir mereka keluar. Ped dan Ex mengikut saja saat tubuh mereka diseret keluar tapi lain halnya dengan Kong.
“kamu tunggu, aku ingin berbicara denganmu” teriak Kong memberontak pada Penyanyi yang membuatnya terkesima. Ex dan Ped yang melihat Kong berbicara ikut mengeluarkan suara “iya,kami ingin berlatih disini”. Sang Penyanyi hanya tersenyum melihat tingkah ke tiga anak tersebut yang dianggapnya lucu. “lepaskan” teriak Kong lagi dan mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya dan melemparkannya tepat di hadapan Sang Penyanyi. “ini adalah tantangan dariku, kembalikan kepadaku jika kau menerima tantanganku” teriak Kong. Sang Penyanyi memungut benda yang dilemparkan Kong yang ternyata adalah potongan kartu yang berbentuk alat pemetik gitar.
“aku tidak ingin pergi” ucap Ex ketika kakinya diseret. “aku tidak ingin keluar” tambah Ex. Sang Penyanyi kembali tersenyum. “kami akan masuk lagi” teriak Kong saat pintu gedung ditutup.
Ketiga sahabat kembali menaiki kereta api yang akan membawa mereka kembali ke kota tempat tinggal mereka. Karena keletihan, Kong, Ex dan Ped tertidur di kereta.
Kong membuka lembaran demi lembaran buku tulis bersampul pink miliknya. Terlihat sebuah lambang bertuliskan kata “KONG AND FRIEND”. Dengan kesal, Kong mencoret lambang tersebut, mengoyaknya dan melemparnya ke tempat sampah (sayang gak masuk, hehehe).
Kong mulai berimajinasi dan menceritakan mimpi-mimpinya kepada ke dua sahabatnya.
“ini akan dimulai dengan cerita “SUCK SHIT”. Diawali dengan mereka yang dianggap sampah, tersesat dan bertemu dengan seorang wanita(yang dimaksud Kong adalah Ern), bertemu dengan panda (gadis yang disukai Ex dan pria yang memakai kostum panda yang menyatakan cinta sebelum Ex melakukannya) dan seseorang (Ped). Tiba-tiba datanglah batu besar dan mereka menjadi bahan hinaan. Mereka mendapatkan sebuah kekuatan dan menjadikan mereka menjadi “Suck Shit”. Dengan kekuatan itu mereka menjadi hebat dan dari music tersebut tumbulah akar-akar “SUCK SEED”.
Salah satu syarat mengikuti kompetisi ini adalah menciptakan lagu cinta tanpa ada kata cinta di dalamnya. Ketika Ped sedang membuat lagu, ia terus memikirkan Ern, namun ternyata Koong mengaku bahwa dia menyukai Ern. Ped pun mundur teratur saat itu. Sayangnya Ern tidak memiliki perasaan yang sama dengan Koong dan ia akhirnya keluar dari band dan pindah ke Arena.

Koong masih tetap berambisi untuk mengikuti kompetisi tersebut dan akhirnya band mereka tetap berjalan dengan personil tiga orang. Band baru mereka ini dinamakan ‘suck seed’. Dengan lagu ciptaan Koong, suckseed berhasil masuk sebagai finalis pada kompetisi ‘hotwave’.
Ke tiga sahabat berjalan menuju gedung tempat dilangsungkannya kompetisi. Peserta pertama sudah tampil menunjukkan kebolehannya.
Di belakang panggung, Kong, Ped dan Ex melihat papan pengumuman. Urutan mereka berada di nomor 9 yang akan tampil, satu angka di bawah Grup “The Arena”. “dimana kakakmu?” tanya Ped “oh, mereka sudah datang, itu disana” jawab Kong dan berbalik ke arah Key dan Ern yang sedang bersiap-siap. “Ped, kamu ke tempat mereka” ucap Kong. Ped mengangguk dan berjalan menuju tempat Ern dan Kay.
“kamu merasa tegang?” tanya Ern dan tersenyum “sedikit” jawab Ped. Tiba-tiba Kong memanggil Ped dan mengajaknya untuk latihan sebelum mereka tampil.
Panitia lomba memanggil Key dan anggota bandnya untuk segera ke atas panggung. Giliran mereka untuk tampil. Sesaat sebelum Ern naik ke atas panggung, Ped mengirimkannya sebuah sms. Ern tersenyum membacanya.
Kong, Ped dan Ex memperhatikan penampilan The Arena dari balik panggung. Mereka terkesima dengan penampilan The Arena terutama penampilan Ern yang menjadi vokalis The Arena sepeninggal Phen. Ern mampu mengubah suasana gedung menjadi lebih histeris dari sebelumnya.
“sangat bagus” ucap Kong “sangat cantik” tambah Ped “tetapi kita tidak akan kalah dari mereka” ucap Kong namun Ped hanya terdiam. Kong melihat Ern terus melihat ke arah mereka, maksudnya ke arah Ped. Kong menjadi curiga dan mulai menarik kesimpulan kalau ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada Ern dan Ped, apalagi lagu yang dibawakan oleh Ern sepertinya tertuju untuk Ped. “apa kamu masih yakin, dia jauh lebih baik daripada kamu” ucap Kong dan Ped sekali lagi terdiam dan tertunduk lesu.
The Arena menutup penampilannya dengan sangat bagus. Tiba giliran Grup Kong “Suck Seed” yang akan tampil. Kong sama sekali terlihat tidak bersemangat.
Ex mulai menabuh drumnya namun Kong masih belum mulai bernyanyi. Ped terus melihat Kong yang tiba-tiba terdiam. Beberapa detik kemudian terdengar petikan suara bass dan Kong mulai menyanyi, tetapi suara Kong kali ini berbeda jauh disaat mereka latihan. Kong tidak bersemangat dan tiba-tiba turun dari panggung meninggalkan Ex dan Ped.
“hei kamu jangan lari” teriak Ex dan menyusul Kong. Para penonton heran melihat sikap Kong termasuk Ern dan Key yang berada di barisan penonton.
“kamu kenapa?” tanya Ex begitu mereka berada di luar gedung. “kenapa kamu melarikan diri tiba-tiba?kamu telah mengacaukan semuanya” tanya Ped dan pertanyaannya seakan-akan menyalahkan Kong. “kamu keterlaluan” ucap Ex berusaha membela Kong “dan apa artinya perjuangan kita selama ini?” tanya Ped lagi.
Kong tiba-tiba berdiri “kita sudah kalah, kita sudah kalah” ucap Kong dan berlalu pergi “kamu pengecut, kamu seperti berdiri di bawah bayang-bayang kakakmu, kamu suruh kami maju bersamamu dan kami maju dan sekarang kamu yang melarikan diri, apa yang sebenarnya kamu inginkan” teriak Ped dan menyusul Kong.
“apa kamu sudah selesai, katakan saja semuanya” ucap Kong berbalik tiba-tiba menghadap Ped
Ped terdiam sesaat “kamu kenapa melarikan diri?” tanya Ped dengan emosi yang sudah mereda
“aku tidak percaya diri, kita bubar saja” ucap Kong dan berlalu pergi.
Ex menyusul Kong dan Ped hanya terdiam memandangi kepergian Kong. Ped berbalik ke sisi lain dan melihat Ern yang sedaritadi mendengarkan pertengkaran mereka.
Alasan kemarahan Kong sangat jelas. Kong merasa dibohongi oleh Ped yang diam-diam berpacaran dengan Ern dan tidak memberitahukannya.
Di restoran
Ern mengajak Ped bertemu.
“selamat untukmu” ucap Ped membuka pembicaraan
“terima kasih” jawab Ern singkat
“kamu bisa menjadi penyanyi terkenal dengan sebuah band terkenal” ucap Ped dan tersenyum. Ern hanya terdiam dan meminum minumannya, Ern sepertinya tengah memikirkan sesuatu.
“aku ingin mengatakan sesuatu padamu” ucap Ern dan menatap Ped. Ped tertunduk dan mulai mengerti maksud dari pertemuan mereka kali ini.
“apa yang ingin kamu katakan, katakan saja atau kamu tidak percaya diri bersama denganku?” ucap Ped
Ern terdiam sesaat “aku akan pergi ke luar kota setelah kita lulus nanti, apakah itu bagus?”
“kamu jangan begitu” ucap Ped sedih
“kamu harus bahagia” ucap Ern kemudian tertawa dan tanpa disadarinya air mata tiba-tiba membasahi pipinya. “aku akan mengingatmu” tambah Ern dan segera pergi.
Bagi Ern keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik. Ern tidak ingin dirinya menjadi penghalang antara Kong dan Ped. Bagi Ern, persahabatan Kong, Ped dan Ex jauh lebih penting dari hubungan mereka yang sebatas hanya cinta monyet.
Tetapi semuanya sudah terlambat. Hari kelulusan tiba. Semua murid mulai sibuk mencoret baju temannya masing-masing dan berfoto bersama. Ped hanya bisa terdiam melihat keakraban antara Kong dan Ex. Ped memutuskan pulang lebih awal dan meninggalkan gitar milik Kong di mejanya.
Ped berjalan lesu ke taman, tempat dimana Ped menghabiskan waktunya bersama Ern, tempat dimana Grup Band Suck Seed merayakan kemengan mereka untuk pertama kalinya saat lulus kompetisi.
Ped duduk di kursi panjang. Pandangannya tertuju ke arah danau yang terbentang di depannya. Ped mengambil walkmannya dan mendengarkan lagu karangan Grup “Suck Seed” dan seperti biasa jika Ped mendengarkan lagu, penyanyi aslinya akan muncul di samping Ped.
Beberapa tahun kemudian
Ped kembali ke kota tempat tinggalnya dulu dan tempat dimana Ped menghabiskan masa-masa Sma-nya.
Ped tanpa sengaja melihat poster “The Arena” yang sudah mengeluarkan album mereka dan hari ini diadakan konser “The Arena”.
Ped terduduk di pinggir jalan sambil menikmati sebotol minuman ringan. Dari seberang jalan, teman-temannya memanggilnya dan mengatakan kalau acaranya akan segera di mulai.
Ped bergabung dengan para penonton yang sedang asyik menikmati penampilan “The Arena”. Tiba-tiba seseorang memanggilnya “kamu Ped?” tanya seorang pemuda berambut lebat “Ex, kamu ternyata disini juga” ucap Ped bahagia dan berpelukan dengan Ex. “ayo kesini” ucap Ex dan mengajak Ped ke barisan depan.
Ped bisa melihat Ern lebih dekat. Ern jauh berbeda dari yang pernah dilihatnya dulu. Ern jauh lebih cantik dari sebelumnya. Ped melihat ke samping kanannya dan menemukan sosok yang sangat dikenalnya yaitu Kong.
Ped tersenyum melihat para penonton mengerumuni anggota Band “The Arena” termasuk Ern untuk sekedar berfoto bersama. “Ped, senang bertemu denganmu” panggil Ern senang bisa melihat Ped lagi “bisakah aku meminta tanda tanganmu” ucap Ped dan menyerahkan cd dan spidol kepada Ern “kenapa tidak” jawab Ern “tuliskan namamu dibawahnya, aku menginginkannya” ucap Ped. Ern tersenyum. Baru saja Ped ingin berbicara lebih banyak dengan Ern, penggemar The Arena kembali datang ingin berfoto bersama Ern.
Ped menjauh dan melihat cd yang sudah ditanda tangani Ern. Terdapat sebuah tulisan (mian aku nggak tahu apa artinya).
Ern berjalan sendirian dan tanpa sengaja melihat Ped yang sepertinya sengaja menunggunya.
“apakah aku boleh duduk disini?” tanya Ern
“bukankah kamu sudah duduk” ucap Ped dan tertawa
“bagaimana keadaan ibumu?” tanya Ern, pertanyaan yang sama yang selalu dilontarkan setiap bertemu Ped
“ah, baik-baik saja, dia bahagia setiap hari” jawab Ped
“apakah kamu kesulitan berada disini?” tanya Ern dan Ped terdiam
“aku selalu mengingatmu setiap malam” ucap Ped
Ern terkejut “aku juga”. Ern tertawa begitupun dengan Ped. Mereka merasa pertemuan dan percakapan mereka kali ini tidak seperti dulu yang selalu membosankan. Persahabatan jauh lebih baik bagi mereka daripada harus menjadi sepasang kekasih.
Acara reunian sekolah Ped digelar. Alasan Ped kembali ke kota tempat tinggalnya salah satunya adalah untuk menghadiri acara reuni ini.
Teman Ped sewaktu masa Sma dulu, yang mempunyai hobi merekam apa yang sedang dilakukan teman-temannya di masa SMA dulu, kali ini menunjukkan hasil rekamannya.
Para alumni terlihat antusias menontonnya termasuk Ped dan Ern. Ern melihat ke arah Kong yang terlihat sangat menikmati rekaman video.
Di layar terlihat rekaman sewaktu Grup Band “The Arena” dan “Suck Seed” sama-sama mengikuti kompetisi. “setelah hari itu, aku selalu ingin melihat kalian kembali seperti dulu” ucap Ern tiba-tiba dan membuat Ped sedikit terkejut. Ped melirik ke arah Kong “tunggu sebentar” ucap Ped dan berlalu pergi meninggalkan Ern dengan sejuta pertanyaan di kepalanya, apa yang akan dilakukan Ped?
Ped mendekati Kong dan duduk disampingnya. Kong melirik sesaat dan kembali tertawa saat melihat rekaman video saat dirinya, Ped dan Ex tampil di sebuah acara anak-anak sambil membawakan lagu rock mereka. “apakah kamu masih marah?” tanya Ped “aku sedang menikmati tontonan” jawab Kong singkat.
Ped tiba-tiba meninggalkan kursi dan menuju ke atas panggung.
“sekarang acaranya akan dilanjutkan…..” ucap teman Ped namun ucapannya terpotong saat melihat Ped akan bermain gitar. “Ped, sedang apa kamu disitu? Apa yang kamu lakukan? Cepat turun”.
Ped tidak bergeming dan memandangi Kong. “kamu ini” ucap salah satu personil The Arena dan ingin naik ke atas panggung namun Key mencegahnya.
Ped mulai bernyanyi dan memainkan gitarnya. Ex yang tertidur karena kebanyakan minum, tiba-tiba terbangun saat mendengar suara Ped begitupun dengan teman Ped yang sempat menegurnya tadi, kembali merekam aksi Ped.
Kong hanya terdiam di kursi dan menatap tajam Ped yang semakin mengeraskan suaranya. Kong meminum airnya hingga habis dan berjalan pergi meninggalkan Ped yang menurutnya melakukan tindakan sia-sia. Ern menjadi khawatir melihat Ped.
“kakak, saya ingin kembali” ucap Kong menangis saat berpapasan dengan kakaknya. Key tersenyum dan memberikan potongan kartu yang berbentuk alat pemetik gitar kepada Kong. Potongan kartu yang pernah diberikan Kong pada Penyanyi di gedung besar.
Kong berlari sekencang-kencangnya menuju panggung. Kong kemudian mengambil gitar yang terletak tidak jauh darinya “apa yang kamu lakukan, lanjutkan” ucap Kong pada Ped yang tiba-tiba terdiam. Ped mulai bernyanyi dan para Alumni memperhatikan mereka. Ex sudah standby di depan drum dan mulai menabuh drumnya. Suck Seed kembali bangkit setelah tidur panjangnya.
Ern yang melihatnya tersenyum senang dan menangis, teman-teman Ped dan The Arena ikut bertepuk tangan melihat mereka.
Ped dan Kong berpelukan, Ex juga ingin memeluk mereka dan maju mendekat, namun tiba-tiba terjatuh dari panggung karena masih di bawah pengaruh minuman. “yi ha, yi ha” ucap teman-teman mereka bersamaan melihat jatuhnya Ex.
“akhirnya kami diberi kesempatan menunjukkan diri dan akhirnya dia memberikan pemetik gitarnya padaku”.
Rupanya pemetik gitar yang pernah diberikan Kong kepada Penyanyi favoritnya diberikan kepada Key karena wajah mereka kembar.
Kong memandangi pemetik gitarnya. “apa kamu siap?” tanya Kong pada Key yang berdiri di sampingnya dan pada Ex. Ped tersenyum dan Ex mengacungkan jempol. “baiklah kita mulai, Ped”.
Pembawa acara memperkenalkan kepada para penonton kalau mereka akan dihibur oleh sebuah grup Band yang bernama Suck Seed. Kali ini Penontonnya adalah anak-anak dan orang tua dan saat itu sedang diadakan acara pasar buah.
Ern tersenyum pada Ped dan berbisik kalau Ped lupa memasang kabel gitarnya. Ped memasang kabel gitarnya dan pertunjukan pun dimulai. Teman Ped yang mempunyai hobi merekam, kali ini sudah siap dengan kamera di tangannya.
Ped melirik ke arah Kong dan memberi sinyal kalau di depan Kong terdapat sehamparan tomat segar. Kong tersenyum, Ern dan Ex juga tersenyum. Mereka bersama-sama maju ke depan dan meloncat.
1 komentar:
Yaahh..gak ada kisah cinta di akhirnya...
gak keren..
tapi, lucu dan bagus juga buat hiburan :)
Posting Komentar